Wednesday, March 30, 2016

JUMLAH TENAGA REKAM MEDIS dan ANGKA KREDIT berdasarkan PERMENPAN-RB 30/2013

Dalam PERMNENPAN ini dijelaskan tentang beberapa hal yang mendasar, diantaranya :


1. PENILAIAN ANGKA KREDIT PETUGAS REKAM MEDIS

             Pada gambar diatas dijelaskan pembagian tenaga rekam medis menjadi 2 bagian besar, yaitu tenaga rekam medis Terampil dan tenaga rekam Medis Ahli. Ke-2 pembagian ini sangat didasari oleh jenis lulusan dan pangkat dari tenaga rekam medis itu sendiri, serta dengan memiliki jenis keterampilan dan pekerjaan yang berbeda juga.

Syarat – syarat yang harus dimiliki oleh tenaga rekam medis pada saat pengangkatannya yaitu ketersediaan formasi pada masa jabatan calon pegawai negeri sipil, diantaranya :
  • Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional Perekam Medis   Terampil harus memenuhi syarat:
          A.  Berijazah paling rendah Diploma III (D.III) rekam medis informasi kesehatan
          B.  Pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c;
          C.  Memiliki Surat Tanda Regristasi (STR) Perekam Medis yang masih berlaku
          D.  Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
  • Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan fungsional Perekam Medis Ahli harus memenuhi syarat :
           A.  Berijazah paling rendah Sarjana (S.1)/Diploma IV (D.IV) rekam medis
           B.  Memiliki Surat Tanda Regristasi (STR) Perekam Medis yang masih berlaku
           C.  Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a; 
           D.  Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir

2. JUMLAH TENAGA REKAM MEDIS YANG HARUS DIMILIKI OLEH RS BERDASARKAN KELAS TERTENTU

Jumlah tenaga rekam yang ditetapkan untuk setiap rumah sakit bergantung kepada formasi yang dibutuhkan oleh menteri yang terkain, selain itu juga melihat beberapa hal diantaranya :
 A.  Kelas/tipe sarana kesehatan;
 B.  Jenis pelayanan kesehatan;
 C.  Jumlah tempat tidur sarana kesehatan;
 D.  Jumlah kunjungan pasien;
 E.  Jumlah klaim penggantian pembayaran;
 F.   Jam kerja pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan 24 jam



Dengan adanya dasar hukum ini maka kita lulusan rekam medis memiliki peluang yang besar untuk dapat mengisi pekerjaan di Rumah Sakit yang dimiliki oleh pemerintah maupun oleh swasta, dimana dasar hukum ini dipakai sebagai acuan dalam melakukan rekrut pegawai khsusnya terhadap tenaga rekam medis

Friday, March 18, 2016

PERSIAPAN JCI


“ANTUSIAS…..ANTUSIAS…..ANTUSIAS KITA ANTUSIAS” yel-yel kita karyawan RSUP Sanglah dalam mengikuti akreditasi TRIENNIAL Joint commission International  (JCI) atau akreditasi ke-2 setelah mendapatkan sertifikat akreditasi yang pertama di tahun 2013, kegiatan penilaian ini akan dilaksanakan pada tanggal 21 – 25 Maret 2016.
Beberapa hal yang kami semua karyawan RSUP Sanglah pada umumnya dan Instalasi Rekam Medis pada khususnya adalah melakukan kegiatan bersih – bersih (RARIRURERO, istilah yang kami sering pakai yang artinya adalah…….., Red) sehingga kami harus memberishkan tempat kerja ,masing-masing dengan baik. Tidak main-main, dalam meyambut kegiatan re-akrediatasi JCI ini bahkan dikeluarkan surat edaran dari Direktur Utama RSUP Sanglah yaitu dr.Anak Ayu Sri Saraswati, MKes, nomor : IR.02.02/AII.C4.D9/1346/2016 menerangkan sejak hari Rabu 20 Januari 2016 jam kerja karyawan dimulai dari pukul 07.30 – 17.00 Wita.

Menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai dengan standart MOI versi 5.  Kelengkapan dokumen seperti kebijakan, pedoman dan SOP, disamping itu kita juga harus membuat kajian-kajian dan monitoring evaluasi terhadap semua kegiatan di Instalasi Rekam Medis.
Membagi 2 loket pendaftaran untuk mengurangi jumlah antrian dan mengefisienkan pelayanan. Hal ini dilakukan karena jumlah poliklinik yang terdapat di RSUP Sanglah ini tergolong banyak dan tersebar hampir merata di seluruh bagian Rumah Sakit, sehingga untuk lebih efektif dan efisien dibuat 2 loket pendaftaran yang dekat dengan poliklinik. Yaitu loket utara dan loket selatan.
Menyiapkan semua Form, hal ini karena kita rekam medis adalah pintu masuk untuk semua jenis form yang beredar di rumah sakit. Master form harus dipegang juga oleh instalasi rekam medis sebagai upaya dalam menjaga mutu form dan menjaga kesesuaian form, sehingga meskipun terdapat sedikit perubahan atau revisi terhadap bentuk atau isi form, rekam medis harus selalu mengetahui hal tersebut.
Membuat penilaian kembali tentang kepatuhan dan kesadaran teman-teman rekam medis tentang urutan dan fungsi dari 6 langkah cuci tangan.

Tuesday, March 15, 2016

REKAM MEDIS RSUP SANGLAH DENPASAR DAN SIMULASI KEBAKARAN II

Simulasi pemadaman kebakaran berlanjut lagi, Kamis 18 Februari 2016. Setelah diadakan pelatihan di salah satu titik aman berkumpul, kali ini simulasi pemadaman kebakaran dilakukan di ruangan instalasi rekam medis secara langsung. Adapun beberapa persiapan yang dilakukan adalah :
1.   Mengingatkan kembali siapa petugas yang memiliki peran sesuai dengan ketetapan K3 RS
2.    Menentukan letak atau posisi dari kebakaran itu sendiri
3.  Berdoa, itu adalah sesuatu yang harus selalu ada dalam setiap kegiatan yang kita lakukan

Petugas registrasi sedang melakukan pendaftaran pasien lama, tiba-tiba terlihat asap dari dalam. Petugas memastikan dari mana asap itu berasal dan tiba-tiba terdengar teriakan lantang “Red Code…. Red Code….. Red Code”. Sambil berteriak petugas yang mendapati sumber api ini berusaha mencari APAR terdekat dan memadamkan api.

Dr. Dharma Kerti sebagai kepala Instalasi Rekam Medis langsung menghubungi pihak keamanan dan langsung menghubungi direktur utama RSUP Sanglah Denpasar memberitahukan terjadi Red Code di Instalasi Rekam Medis.




Petugas yang bertugas memakai helm putih, segera melakukan jobdish yang sudah mereka ketahui semua. Mereka langsung melakukan evakuasi terhadap rekam medis dan berkas-berkas penting lainnya. Petugas menghimbau kepada rekan-rekan semua untuk membentuk garis lurus dan membantu melakukan evakuasi. Rekam medis berusaha dikeluarkan dari instalasi rekam medis ke tempat aman berkumpul terdekat dengan cara di oper dari satu teman ke teman lainnya.

Helm biru sebagai petugas evakuasi, berusaha mengevakuasi pegawai yang sedang sakit atau yang tidak memungkinkan untuk membantu proses evakuasi, petugas helm biru juga berusaha mengevakuasi pasien-pasien yang berada disekitar instalasi, berusaha menunjukan jalan ke tempat aman berkumpul.

Petugas yang bertugas untuk menyelamatkan alat-alat, langsung memakai helm kuning dan berusaha mengamankan alat-alat berharga yang ada di instalasi rekam medis, seperti CPU. Sebisa mungkin mereka membawa CPU yang bias dibawa keluar, karena CPU adalah alat penyimpanan yang utama di instalasi kami, rekam medis.

Petugas dengan tugas membantu kegiatan pemadaman yaitu yang memakai helm merah, langsung beraksi untuk berusaha memadamkan api dengan mencari APAR dan meminimalisir resiko dari kebakaran dengan cara memadamkan semua aliran listrik yang ada di dalam Instalasi.

Melihat hal ini, semua pegawai RSUP Sanglah yang berada disekitar Instalasi Rekam Medis berusaha untuk membantu proses evakuasi ini. Tentu saja pegawai yang membantu kegiatan ini harus memiliki keyakinan bahwa dia mampu dan sehat. Itu adalah factor utama apabila kita akan membantu proses pemadaman kebakaran.

MENUNDUK adalah ahal yang sangat dianjurkan apabila terjadi kebakaran. Berjalan dengan cara merunduk adalah kegiatan yang diharapkan meminimalisir terjadinya keracunan yang disebabkan oleh asap. Karena menurut penelitian, korban yang terjadi dari akibat kebakaran sebagian besar terjadi bukan karena terbakar, melainkan lemas karena kehabisan oksigen. Asap akan merusaha memenuhi seluruh ruangan yang terbakar, asap akan memenuhi sisi atas dari ruangan terlebih dahulu, hal ini karena asap memiliki masa yang ringan, sehingga mereka cenderung menuju atas.

      Setelah semua teratasi, kita semua berkumpul dan mendapatkan penjelasan dari Ibu Direktur Utama RSUP Sanglah. Beliau member sedikit masukan dan apresiasi terhadap simulasi yang sudah kita lakukan, karena kita dapat melakukan simulasi ini dengan penuh semangat damn benar-benar menganggap ini adalah kejadian yang nyata, bukan hanya sekedar simulasi.



Saturday, March 5, 2016

REKAM MEDIS RSUP SANGLAH DENPASAR DAN SIMULASI KEBAKARAN


Kamis 18 Februari 2016 tepatnya pada pukul 13.00 wita, bertempat di salah satu titik aman berkumpul Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, semua petugas instalasi rekam medis dikondisikan untuk siap mengikuti kegiatan simulasi pemadaman kebakaran yang diadakan oleh TIM K3 RS.
Acara pertama kali dibuka sambutan ketua panitia, yaitu dr. Arya Warsaba Sthiraprana Duarsa, MM, dijelaskan tentang manfaat dari pada pelaksanaan simulasi ini, diantaranya :
1.    Semua tim pemadam kebakaran yang sudah dibentuk di Instalasi Rekam Medis dapat lebih memahami tupok masing-masing sehingga lebih siap dan sigap apabila benar-benar terjadi hal yang tidak diinginkan yaitu kejadian bencana alam pada umumnya dan kebakaran pada khususnya.
2.    Memberikan rasa percaya diri kepada karyawan RSUP Sanglah
3.    Memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh pengunjung RSUP Sanglah Denpasar
Sambutan ke-2 dilanjutkan anggota Tim K3 RS yaitu dr. IGB Ken Wirasandhi, MARS dan pak Suhartono, dimana diterangkan tentang 2 metode yang akan diajarkan pada simulasi pemadaman kebakaran pada kesempatan kali ini, yaitu :
1.    Media kain/karung basah
2.  APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang sudah disiapkan 10 buah oleh RSUP Sanglah  Denpasar
Serta penjelasan oleh dr. Dharma Kerti sebagai kepala instalasi rekam medis, beliau memberikan pengarahan dan mengajak semua karyawan rekam medis untuk melakukan simulasi ini dengan penuh semangat dan dedikasi tinggi. Sambutan diakhiri dengan memberikan kesempatan kepada seluruh peserta acara simulasi untuk berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.





1.    Media kain/karung basah
Pada simulasi yang pertama, kami dijelaskan bagaimana cara memadamkan api dengan menggunakan kain/karung yang tentu saja sudah dibasahkan dengan air terlebih dahulu. Hal ini diajarkan karena kain/karung adalah barang yang banyak kita temui di sekitar kita. Diharapkan meskipun dengan menggunakan alat yang sederhana tetapi memiliki nilai guna yang tinggi.
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam teknik memadamkan api dengan metode ini adalah selalu melindungi bagian tubuh kita (petugas) dengan menggunakan media kain/karung basah ini terutama bagian mata. Kain/karung yang sudah dibasahi dengan air ini bertujuan untuk memutus mata rantai oksigen. Seperti yang kita ketahui semua bahwa terjadinya kebakaran itu diakibatkan adanya oksigen adalam udara yang secara otomatis membuat api semakin besar dan meluas. Dengan memberikan kain/karung basah maka diharapkan oksigen tidak akan bisa menembus media ini dan secara otomatis api tersebut akan padam dengan sendirinya. 
2.    APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Pada simulasi yang ke-2 ini kita dijelaskan tentang APAR. Pemakaian APAR di RSUP Sanglah menggunakan 2 jenis APAR pada umumnya, yaitu :
A.   APAR CO2 (Carbon Dioxide)
B.   APAR Tepung Kimia (Dry Chemical Powder)
Penggunaan 2 jenis APAR ini dinilai lebih efisien dibandingkan dengan beberapa jenis APAR yang lain, karena dijelaskan juga tentang bahaya listrik. Dengan menggunakan APAR 2 jenis ini, maka bahaya konsleting listrik dapat dihindari. Tidak sama dengan penggunaan kain/karung basah dan beberapa jenis APAR lain yang justru berbahaya apabila menyentuh atau berhadapan dengan media Listrik.